“Belajar dari kisah umar dan sepotong tulang”

Tulisan ini dibuat menanggapi insiden ricuhnya deklarasi #2019gantipresiden di surabaya tanggal 26 agustus 2018. Mungkin sudah terlambat untuk dipublikasikan tapi bisa dijadikan pelajaran untuk kedepannya.

Hari minggu 26 Agustus 2018 lalu terjadi satu insiden saat deklarasi #2019gantipresiden wilayah jawatimur yang rencananya di adakan di tugu pahlawan dan berakhir ricuh dengan golongan yang tidak setuju dengan acara tersebut.

Mungkin sebagian umat muslim masih ingat cerita klalifah Umar bin khotob meluruskan Amr bin Ash dengan sepotong tulang dengan kekuasaanya untuk menggusur rumah reyot milik yahudi tua guna pembangunan masjid untuk kepentingan umat islam. Disitu umar bin khatab mengingatkan Amr bin Ash dengan mengirimkan sepotong tulang dan diberi garis lurus dari pedangnya untuk mengingatkan jangan pernah menggunakan kekuasaan walau untuk kepantingan umat islam tapi sampai mengorbankan orang lain sekalipun itu orang Yahudi.

Apa persamaan deklarasi #2019gantipresiden dengan kisah itu?
1. Acara deklarasi banyak merugikan banyak orang dengan hanya menguntungkan 1 pihak saja.
Siapa saja yang dirugikan ?
1. Masyarakat yang jualan di tugu pahlawan dan CFD di beberapa tempat seperti di tugu pahlawan, bungkul, jl. Tunjungan dan MER.
2. Masyarakat yang olahraga setiap minggu di CFD
3. Beberapa komunitas sosial yang punya aksi sosial seperti donasi lombok dll di acara CFD
4. Polisi yang bertugas ekstra bila terjadi kerusuhan.
5. Pengguna lalu lintas yang terpaksa harus cari jalan alternatif.

Kisah Umar yang dirugikan hanya 1 orang yahudi saja, bukan umat islam. tapi umar begitu marah karena ketidakadilan.

Disini saya tidak membela para cebonger atau menolak deklarasi #2019gantipresiden cuman cara yang digunakan kurang santun mengingat ini kota surabaya, kota yang sangat kondusif untuk tidak terlibat praktis dengan isu politik. Dan tempat yang akan digunakan sebagai deklarasi adalah tugu pahlawan icon perjuangan kota surabaya. Dimana icon kota surabaya sangat bersejarah dan tidak pantas ditunggangi oleh kelompok kelompok politik yang haus kekuasaan.

Andai lokasinya di hotel atau kalo memang kurang besar bisa menggunakan Gelora Bung Tomo yang lokasinya di ujung barat kota surabaya mungkin insiden kerusuhan ini tidak bakal terjadi. Karena kalo lokasinya di gelora bung tomo acara CFD di berbagai tempat tidak perlu diliburkan. Karena tak ada yang dirugikan ya ga ada yang protes dengan deklarasi #2019gantipresiden.

Jadi kalo ingin melakukan deklarasi politik, sebisa mungkin tidak mengganggu kepentingan publik, jika kepentingan publik diganggu, bukan salah publik untuk membubarkan acara tersebut.

-roy-

#antipolitikpraktis

Tinggalkan komentar