“formalitas” I dont like

Kemeja necis, plus celana kain yang rapi, sepertinya jauh dari diriku, yup… I dont like it, entah kenapa aku ga suka sekali dengan penampilan yang padahal itu membantu penampilanku. Aku lebih suka pakai kaos oblong dan celana jeans yang menurutku lebih enjoy dan apa adanya. Dan untungnya aku bekerja di perusahaan yang tidak menuntut penampilan, melainkan skil dan tanggung jawab yang besar maklum dunia kreatif hehehe… ya aku bekerja di bidang kreatif sebagai seorang desainer graphic. Sehari hari aku kekantor pake kaos oblong plus celana jeans andalanku dan yang terpenting lagi… kami bekerja bukan berdasarkan waktu melainkan lebih kejam dari itu jaitu deadline, aku biasa tidur didepan tv jika nggak ada kerjaan namun aku harus siap bagadang 2hari dua malam jika itu sudah mendekati deadline… hehehe ngeri ya….

Entah kenapa aku ga suka sesuatu yang formalitas seperti harus datang jam 8 pagi harus pulang jam 5 sore sebab, aku kalo dikantor bisa lebih lama dari itu… namun jika aku lagi dirumah paling males untuk keluar apalagi hanya untuk mengejar absen…

Jadi inget sama steve job ( semoga bisa ketularan sukses ) saat aku liat film pirate of silicon valley dimana seorang pendiri aplle ternyata orangnya ga jauh beda dengan aku yang suka slenge’an (bahasa opo kuwi-suka seeneknya aja) disitu ternyata si steve ke kantornya juga pake kaos oblong dan celana pendek selutut. Juga bill gates baru make jas saat mau ketemu petinggi IBM bahkan sampai harus ngompas ( bahasa opo maneh) dasi punya orang yang di kamar mandi.

Mungkin sudah mendarah daging dari kecil aku tak bisa tepat waktu dalam hal apapun, boleh dibilang aku ini manusia karet kayak Lufie….

Hore Badanku Naik…

Hehehe…. seperti anak kecil aja ya… tapi itulah yang ada di hatiku saat ini kegembiraanku saat berat badanku mulai naik. Terakhir aki chek up hari selasa kemarin beratku sudah medekati 50 kg, mudahan targetku untuk naik menjadi 55-60 kg plus bisa naik tangga tanpa batuk atau sesak napas harus terpenuhi. Karena sejak beberapa bulan yang lalu saat aku drop dan masuk rumah sakit berat badanku trun drastis hanya 35 kg. Yup hanya segitu… jika diukur dari tinggi badanku yang 167 cm berat badan yang ideal untukku adalah 55-60kg, jadi aku bener-bener keliatan kurus banget. Tulang pipi sampai keliatan, bajuku yang dulu presbody sekarang longgar semua kaya orang kedodoran. Celanaku yang dulu aku sering pake tanpa ikat pinggang sekarang kedodoran dan jika aku ga pake ikat pinggang bener-bener mlorot tuh celana.

Aku sampai malu jika ketemu temen-temen yang lain dan ditanya “kamu sakit ya? Kurus betul badanmu kayak orang nyabu… ? hehehe secara aku kan belum pernah sama ekali ngerasain barang haram itu… akirnya sambil ngeles kujawab aja lagi diet hehehe… atau dietku berhasil. Soalnya ku ga ingin membuat orang-orang di sekitarku merasa kasihan sama aku. Sebab aku paling ga suka dikasihani. Aku paling ga suka cerita penderitaanku sama orang lain, aku inginnya curhat cuman sama satu Yaitu Allah karena hanya Dia yang bisa mengatasi berbagai kesulitan yang aku hadapi sedang manusia selain kasihan paling hanya mberi support, tapi itupun sebenernya cukup untuk menambah semangat kita agar bisa bangkit dari kesulitan dan tidak larut dalam masalah.

-vied-
Lagi suka nyemil pengen naikin berat badan biar sehat seperti semula

Nenekku Pahlawanku

Aku memang sudah tak memiliki kedua orang tua tapi aku justru masih memiliki seorang nenek yang sehat bugar, bahkan untuk melakukan perjalanan jauhpun nenekku bias sendirian. Dia masih ingat jalur angkutan kota mau kemana turun dimana. Aku yang sebagai cucunya saja kadang kalau mau naik angkot saja mikir dua kali karena aku masih belum hapal jalur-jalur angkot, aku lebih suka naik kendaraan pribadi yang bisa membuatku menentukan jalurku sendiri ketimbang naik angkot.

Kemarin nenekku datang kerumah, sendirian aku cukup kaget dia berangkat sendirian. Memang sih jarak dari Waru Sidoarjo tempat nenekku tinggal bersama bibiku dengan tempat tinggalku di Surabaya tidak terlampau jauh tapi untuk ukuran nenekku yang sudah berumur menurutku sudah terlalu jauh untuk melakukan perjalanan seorang diri. Akupun jika disuruh ke sidoarjo tempat nenekku tinggal, berangkat sendiri naik angkot bingung naik apa turun dimana. Kalo ga bertanya sama sang sopirnya mungkin aku bakal tersesat. Tapi bibiku lumayan khawatir juga takut nenek tersesat, berapa kali dia telepon adikku untuk memastikan bahwa nenek sudah sampai atau belum, selamat sampai tujuan atau malah tersesat entah dimana.

Ingin sekali aku nanti sampai tua bisa seperti beliau, kemana-mana bisa sendirian tidak tergantung sma anak dan mampu melakukan sesuatu yang berarti hingga di usia senja.

 

-Vied-